https://malaysia.times.co.id/
News

Keluarga Sandera Israel Serukan Demonstrasi Menentang PM Benjamin Netanyahu

Sunday, 13 April 2025 - 18:37
Keluarga Sandera Israel Serukan Demonstrasi Menentang PM Benjamin Netanyahu Para pengunjuk rasa membawa gambar dan spanduk yang menuntut agar pemerintah Netanyahu menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas. (FOTO: Al Jazeera/AFP)

TIMES MALAYSIA, JAKARTA – Keluarga sandera Israel menuduh Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran sandera, dan Sabtu (12/4/2025) kemarin mereka menyerukan berdemonstrasi terhadap pemerintahan Perdana Menteri Israel itu.

Keluarga sandera itu menuntut kesepakatan pertukaran tahanan untuk mengembalikan kerabat mereka yang disandera di Jalur Gaza.

Seruan itu diungkapkan saat mereka melakukan konferensi pers di depan markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.

Dilansir Al Jazeera, seorang kerabat dari salah satu sandera Israel mengatakan selama konferensi tersebut, "Jangan berhenti turun ke jalan, jangan kehilangan harapan, sampai pemerintah membawa kembali semua putra kami."

Dia mencatat bahwa pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, telah memilih untuk menjalankan politik dengan mengorbankan semua sandera.

Otoritas Keluarga Sandera Israel bahkan menyerukan partisipasi yang luas dalam demonstrasi malam ini, menjelang Paskah .

Ditambahkan, bahwa "Komite Keluarga Tahanan dan 59 tahanan di Gaza semuanya adalah sandera pemerintahan Netanyahu," dan menyatakan keprihatinannya atas laporan bahwa pimpinan tim negosiasi menghambat kemajuan.

Tim Negosiasi Pecah

Di dalam tim negosiasi Israel terjadi perpecahan soal momen kesepakatan itu.

Bahkan, seperti dilansir CNN yang mengutip sumber yang terlibat dalam negosiasi pertukaran tahanan mengatakan, ada perbedaan momentum negosiasi antara Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan pimpinan Mossad dan Shin Bet, yang mengindikasikan bahwa tim Israel mempolitisasi negosiasi tersebut.

Sementara itu, tentara Israel telah memberi tahu siswa sekolah militer bahwa mereka dilarang berpartisipasi dalam protes mingguan yang diadakan di Tel Aviv untuk menuntut pengembalian tahanan dari Jalur Gaza.

Channel 14 mengutip dari pernyataan sumber politik, bahwa awal bulan ini Israel mengusulkan gencatan senjata baru. Usulan tersebut menyerukan pembebasan 11 tahanan Israel yang masih hidup dengan imbalan gencatan senjata selama 40 hari.

Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya  bersikeras bahwa meningkatkan tekanan militer adalah satu-satunya cara untuk memaksa Hamas  membebaskan sandera hidup dan yang sudah mati yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Hari ini,  Brigade Qassam, sayap militer Hamas, menyiarkan rekaman video tentara Israel yang ditangkap Idan Alexander, yang memegang kewarganegaraan Amerika, menuduh Benjamin Netanyahu meninggalkan tahanan di Gaza dan menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan.

Alexander mencatat bahwa dia mendengar tiga minggu lalu bahwa Hamas bersedia membebaskannya, tetapi Israel menolak dan membiarkannya sebagai tawanan.

Alexander menekankan bahwa waktu terus berjalan bagi para sandera, dengan mengatakan, "Kami pikir kami akan pulang dalam keadaan mati, dan kami tidak punya harapan".

Mengomentari video tersebut, keluarga prajurit Alexander mengatakan bahwa meskipun Israel sedang merayakan Paskah, "kami ingatkan bahwa hari raya ini tidak ada artinya selama Idan dan 58 sandera lainnya belum kembali ke rumah".

Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan, bahwa Benjamin Netanyahu telah berbicara dengan orang tua Alexander setelah Brigade Qassam merilis rekaman tersebut.

Kantor Netanyahu mengatakan perdana menteri menyampaikan simpatinya kepada keluarga Idan dan memberi tahu mereka bahwa upaya luar biasa saat ini sedang dilakukan untuk memulangkan "para sandera."

Hamas sebelumnya mengumumkan persetujuannya untuk membebaskan Alexander, bersama jenazah empat tahanan lainnya, sebagai tanggapan atas usulan Amerika, setelah Israel mengingkari  perjanjian gencatan senjata .

Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Qassam, mengatakan minggu lalu bahwa "setengah dari tahanan musuh yang masih hidup berada di wilayah yang telah diminta oleh tentara pendudukan Israel untuk dievakuasi dalam beberapa hari terakhir."

Abu Obeida menegaskan, jika Israel  "khawatir dengan kehidupan para sandera, mereka harus berunding," seraya menambahkan bahwa "pemerintah Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kehidupan para sandera.

Jika mereka khawatir dengan mereka, mereka akan mematuhi perjanjian yang telah ditandatangani, dan sebagian besar dari mereka akan tinggal di rumah mereka."

Israel sampai saat ini masih melanjutkan perang pemusnahannya di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 165.000 warga Palestina meninggal dunia dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 11.000 orang hilang, ditengah bencana kelaparan yang semakin parah yang mengancam daerah kantong Palestina yang terkepung itu.

Di sisi lain, keluarga sandera Israel semakin dibuat khawatir, dan menuduh Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran sandera, sehingga Sabtu (12/4/2025) kemarin mereka menyerukan berdemonstrasi terhadap pemerintah. (*)

Writer : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Latest News

icon TIMES Malaysia just now

Welcome to TIMES Malaysia

TIMES Malaysia is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.