TIMES MALAYSIA, BANDUNG BARAT – Diva Aura Nursyafitri, perempuan cantik berusia 23 tahun yang kini tinggal di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, kian dikenal sebagai figur muda yang konsisten mengangkat budaya Sunda.
Lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris ini menekuni profesi sebagai fashion model serta memiliki hobi olahraga, traveling dan kuliner sekaligus aktif dalam berbagai kegiatan budaya.
Sejumlah prestasi telah ditorehkan Diva. Pada 2023, ia menerima Piagam Mahasiswa Pinunjul Paguyuban Pasundan sebagai pengakuan atas dedikasinya dalam menghidupkan nilai budaya Sunda di kalangan mahasiswa.
Tahun yang sama, ia terpilih sebagai Mojang Kabupaten Bandung Barat 2023, peran yang memperkuat kiprahnya sebagai duta budaya dan pariwisata dengan menonjolkan kecerdasan, kepribadian, serta kemampuan berbicara di depan publik.
Tidak berhenti di sana, Diva juga dipercaya menjadi Model Icon Search Indonesia Fashion Week 2025. “Kesempatan ini bukan hanya soal fashion, tapi bagaimana saya bisa membawa identitas budaya Sunda ke panggung nasional bahkan internasional,” ujar Diva, Selasa (19/8/2025).
Busana, Bahasa dan Budi Pekerti
Menurut Diva, identitas Sunda sangat penting di era digital. Ia mengatakan, “Bahasa, nilai, dan budaya adalah fondasi jati diri. Identitas Sunda bukan sekadar warisan, tapi juga kekuatan untuk tampil autentik sekaligus relevan di tengah arus globalisasi.”
Momen Diva Aura Nursyafitri saat bersalaman dengan Presiden RI Prabowo Subianto. (FOTO: Diva for TIMES Indonesia)
Bagi Diva, busana, bahasa, dan budi pekerti adalah tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari sosok mojang. Busana mencerminkan keanggunan, bahasa menjaga keberlangsungan warisan, dan budi pekerti menghidupkan nilai luhur yang membuat semuanya berarti.
Peluang, Tantangan dan Harapan
Dirinya melihat peluang besar bagi generasi muda untuk memperkenalkan budaya Sunda melalui kreativitas digital. Namun, ia juga mengingatkan adanya tantangan agar nilai dan keasliannya tidak luntur oleh tren global.
“Harapan saya, mojang bisa menjadi jembatan yang hangat antara tradisi Sunda dan dunia modern. Budaya ini harus berkembang secara kreatif tanpa kehilangan esensi,” katanya.
Lebih lanjut dia menambahkan pentingnya kolaborasi dan dukungan ekosistem kreatif agar budaya Sunda tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dibanggakan di tingkat nasional maupun global.
Di akhir perbincangan, dalam hal ini lebih jauh pemilik akun media sosial Instagram @diva_aura mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk bersama-sama menjaga jati diri.
“Hayu urang ngamumule budaya Sunda di era digital. Paké bahasana, banggakeun busanana, tur jaga budi pekerti. Ku cara éta, urang bisa maju kalawan akar anu kuat jeung jati diri anu bangga,” tuturnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perjuangan Diva Aura Nursyafitri Menggaungkan Identitas Sunda di Era Digital
Writer | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |