TIMES MALAYSIA, JAKARTA – Aktris cantik Atiqah Hasiholan turut memeriahkan adeging Pura Mangkunegaran dengan terlibat langsung dalam pertunjukan lengendriyan. 

Lewat unggahannya di media sosial, ia tampak cantik dalam balutan kostum menari Jawa khas pertunjukan lengendriyan. Atiqah menggunakan pakaian kemben berwarna ungu sesuai dengan perannya Ratu Ayu Kencana Wungu. 

Ratu Ayu Kencana Wungu merupakan salah satu perempuan yang pernah memimpin kerajaan majapahit. Langendriyan memang mengangkat sejarah Majapahit yang menceritakan peperangan antara Damar Wulan melawan Minajinggo yang memberontak dan ingin merebut tahkta Ratu Ayu Kencana Wungu beserta kerajaannya Majapahit. 

Pertunjukan ini untuk merayakan adeging Mangkunegaran atau peringatan berdirinya Pura mangkunegaran Solo, Jawa Tengah. Tahun 2025 Pura Mangkunegaran genap berusia 268 tahun.

Sedangkan lengendriyan adalah seni pertunjukan cross gender, di mana pemeran berjenis kelamin putri membawakan tokoh karakter putra dan sebaliknya. Bisa juga artisnya perempuan semua atau laki-laki namun memeranan karakter laki-laki dan perempuan. 

Kesenian semacam ini adalah hal yang wajar di Indonesia bahkan di dunia. Sebab dulu dalam berbagai keterbatasan tak banyak orang yang bekerja sebagai seniman. 

Di Indonesia sendiri selain lengendriyan dari Mangkunegaran Surakarta ada juga ludruk dan ketoprak dari Jawa Timur, lengger dari Banyumas. 

Sedangkan di Jepang disebut kaori okado, dan di Korea disebut gukgeuk. 

Atiqah nampak bangga bisa memerankan Ratu Ayu Kencana Wungu. Ia juga bangga bisa ambil peran dalam acara tradisi Jawa. Ini merupakan bentuk kecintaan Atiqah pada budaya dan tradisi Jawa. 

Atoqah Hasiholan merupakan artis seni peran yang memulai karirnya di Teater Satu Merah Panggung. Bakat aktingnya tidak instan, ia bertahun-tahun dididik lewat teater tersebut. 

Aksi panggungnya yang paling menawan adalah teater musikal Cinta Tak Pernah Sederhana. 

Sederet judul film pernah dilakoni Atiqah Hasiholan, seperti Arisan, Jamila dan Sang Presiden, Jawa Heat, Mantan Manten, Rumah duda dan Mencuri Raden Saleh. (*)